Browsing di google mencari cara untuk menghindari maksiat, sampai di site www.catatanlepas.com, ketemu artikel ini. sangat bermanfaat, mari kita simak dan jalankan.
Berikut ini beberapa terapi mujarab untuk menawar racun kemaksiatan:
1. Anggaplah besar dosamu
Abdullah bin Mas’ud Radhiallahu 'anhu berkata,”Orang beriman melihat dosa-dosanya seolah-olah ia duduk di bawah gunung, ia takut gunung tersebut menimpanya. Sementara orang yang fajir (suka berbuat dosa) dosanya seperti lalat yang lewat di atas hidungnya.”
2. Janganlah meremehkan dosa
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,"Janganlah kamu meremehkan dosa, seperti kaum yang singgah di perut lembah. Lalu seseorang datang membawa ranting dan seorang lainnya lagi datang membawa ranting sehingga mereka dapat menanak roti mereka. Kapan saja orang yang melakukan suatu dosa menganggap remeh suatu dosa, maka itu akan membinasakannya.” (Ahmad dengan sanad yang shahih)
3. Janganlah mujaharah (menceritakan dosa)
Rasulullah bersabda,”Semua umatku dimaafkan kecuali mujahirun (orang yang berterus terang). Termasuk Mujaharah ialah seseorang yang melakukan suatu amal (keburukan) pada malam hari kemuadian pada pagi harinya ia membeberkannya, padahal Allah telah menutupinya, ia berkata, ‘Wahai fulan, tadi malam aku telah melakukan demikian'. Pada malam hari Tuhannya telah menutupi kesalahannya tetapi pada pagi harinya ia membuka tabir Allah yang menutupinya.” (Bukhari dan Muslim)
4. Taubat Nasuha yang tulus
Rasulullah Shallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,” Allah lebih bergembira dengan taubat hamba-Nya tatkala bertaubat daripada seorang di antara kamu yang berada di atas kendaraannya di padng pasir yang tandus. Kemudian kendaraan itu hilang darinya, padahal di atas kendaraan itu terdapat makanan dan minumannya. Ia sedih kehilangan hal itu, lalu ia menuju pohon dan tidur dibawah naungannya dalam keadaan bersedih terhadap kendaraannya. Saat ia dalam keadaan seperti itu, tiba-tiba kendaraannya muncul didekatnya, lalu ia mengambil tali kendalinya. Kemudian ia berkata, karena sangat bergembira,”Ya Allah Engkau adalah hambaku dan aku adalah Tuhanmu”. Ia salah ucap karena sangat bergembira." (Bukhari-Muslim)
5. Jika dosa berulang, maka Ulangilah bertaubat
Ali bin Abi thalib radhiyallahu ‘anhu berkata,”Sebaik-baik kalian adalah setiap orang yang diuji (dengan dosa) lagi bertaubat.” Ditanyakan,”Jika ia mengulangi lagi?” Ia menjawab.”Ia beristighfar kepada Allah dan bertaubat.” Ditanyakan,”Jika ia kembali berbuat dosa?” Ia menjawab,”Ia beristighfar kepada Allah dan bertaubat,” Ditanyakan ,”Sampai kapan?” Dia menjawab,”Sampai setan berputus asa.”
6. Jauhi faktor-faktor penyebab kemaksiatan
Orang yang bertaubat harus menjauhi situasi dan kondisi yang biasa ia temui pada saat melakukan kemaksiatan serta menjauhi darinya secara keseluruhan dan sibuk dengan selainnya.
7. Senantiasa beristighfar
Saat-saat beristighfar:
a. Ketika melakukan dosa
b. Setelah melakukan ketaatan
c. Dalam dzikir-dzikir rutin harian
d. Senantiasa beristighfar setiap saat
Rasulullah beristighfar kepada Allah dalam sehari lebih dari 70 kali (dalam riwayat lain 100 kali)
8. Apakah anda berjanji kepada Allah untuk meninggalkan kemaksiatan?
Tidak ada bedanya antara orang yang berjanji kepada Allah (berupa nadzar atas tebusan dosa yang dilakukannya) dengan orang yang tidak melakukannya. Karena yang menyebabkan dirinya terjerumus ke dalam kemaksiatan tidak lain hanyalah karena panggilan syahwat (hawa nafsu) lebih mendominasi daripada panggilan iman. Janji tersebut tidak dapat melakukan apa-apa dan tidak berguna.
9. Melakukan kebajikan setelah keburukan
Rasulullah shallahu ‘alaihi wasallam bersabda,”Bertakwalah kepada Allah dimana saja kamu berada, dan iringilah keburukan dengan kebaijkan maka kebajikan itu akan menghapus keburukan tersebut, serta perlakukanlah manusia dengan akhlak yang baik." (Ahmad dan Tirmidzi)
10. Merealisasikan Tauhid
Rasulullah besabda,”Allah ‘Azza wa jalla berfirman.”Barangsiapa yang melakukan kebajikan maka ia mendapatkan pahala sepuluh kebajikan dan Aku tambah dan barangsiapa yang melakukan keburukan, maka balasannya satu keburukan yang sama, atau diampuni dosanya. Barangsiapa yang mendekat kepada-Ku sejengkal, maka Aku mendekat kepadanya sehasta dan barangsiapa yang mendekat kepada-Ku sehasta, maka Aku mendekat kepadanya sedepa, barangsiapa yang datang kepada-Ku dengan berjalan, maka Aku datang kepadanya dengan berlari. Barangsiapa yang menemui-Ku dengan dosa sepenuh bumi tanpa menyekutukan Aku dengan sesuatu apapun, maka Aku menemuinya dengan maghfirah (ampunan) yang sama.” (Muslim-Ahmad)
11. Jangan berpisah dengan orang-orang yang baik
a. Persahabatan dengan orang-orang baik adalah amal shalih.
b. Mencintai orang-orang shalih menyebabkan seseorang bersama mereka, walaupun ia tidak mencapai kedudukan mereka dalam amal.
c. Manusia itu ada 3 golongan:
1. Golongan yang membawa dirinya dengan kendali takwa dan mencegahnya dari kemaksiatan. Inilah golongan terbaik.
2. Golongan yang melakukan kemaksiatan dalam keadaan takut dan menyesal. Ia merasa dirinya berada dalam bahaya yang besar, dan ia berharap suatu hai dapat berpisah dari kemaksiatan tersebut.
3. Golongan yang mencari kemaksiatan, bergembira dengannya dan menyesal karena kehilangan hal itu.
d. Penyesalan dan penderitaan karena melakukan kemaksiatan hanya dapat dipetik dari persahabatan yang baik.
e. Tidak ada alas an untuk berpisah dengan orang-orang yang baik.
12. Jangan tinggalkan Da’wah
Said bin Jubair berkata,”Sekiranya seseorang tidak boleh menyuruh kebajikan dan mencegah kemungkaran sehingga tidak ada dalam dirinya sesuatu (kesalahan) pun, maka tidak ada seorang pun yang menyeru kepada kebajikan dan mencegah dari kemungkaran." Imam Malik berkomentar, " Ia benar. Siapakah yang pada dirinya tidak ada sesuatupun (kesalahan)."
13. Jangan cela orang lain karena perbuatan dosanya
Rasulullah menceritakan kepada para sahabat bahwasanya seseorang berkata,"Demi Allah, Allah tidak akan mengampuni si fulan." Allah berfirman,"Siapakah yang bersumpah atas nama-Ku bahwa Aku tidak mengampuni si fulan? Sesungguhnya Aku telah mengampuni dosanya dan Aku telah menghapus amalmu." (Muslim)
Diringkas dari kitab Sabiilun Najah min Syu'mil Ma'shiyyah (13 Penawar Racun Kemaksiatan) karya Muhammad bin Abdullah Ad-Duwaisy
3 Muharram 1430 H
31 Desember 2008 Msumber gambar : http://heripagaralam.files.wordpress.com/2010/04/katakan-tidak-kpd-maksiat.jpg
Berikut ini beberapa terapi mujarab untuk menawar racun kemaksiatan:
1. Anggaplah besar dosamu
Abdullah bin Mas’ud Radhiallahu 'anhu berkata,”Orang beriman melihat dosa-dosanya seolah-olah ia duduk di bawah gunung, ia takut gunung tersebut menimpanya. Sementara orang yang fajir (suka berbuat dosa) dosanya seperti lalat yang lewat di atas hidungnya.”
2. Janganlah meremehkan dosa
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,"Janganlah kamu meremehkan dosa, seperti kaum yang singgah di perut lembah. Lalu seseorang datang membawa ranting dan seorang lainnya lagi datang membawa ranting sehingga mereka dapat menanak roti mereka. Kapan saja orang yang melakukan suatu dosa menganggap remeh suatu dosa, maka itu akan membinasakannya.” (Ahmad dengan sanad yang shahih)
3. Janganlah mujaharah (menceritakan dosa)
Rasulullah bersabda,”Semua umatku dimaafkan kecuali mujahirun (orang yang berterus terang). Termasuk Mujaharah ialah seseorang yang melakukan suatu amal (keburukan) pada malam hari kemuadian pada pagi harinya ia membeberkannya, padahal Allah telah menutupinya, ia berkata, ‘Wahai fulan, tadi malam aku telah melakukan demikian'. Pada malam hari Tuhannya telah menutupi kesalahannya tetapi pada pagi harinya ia membuka tabir Allah yang menutupinya.” (Bukhari dan Muslim)
4. Taubat Nasuha yang tulus
Rasulullah Shallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,” Allah lebih bergembira dengan taubat hamba-Nya tatkala bertaubat daripada seorang di antara kamu yang berada di atas kendaraannya di padng pasir yang tandus. Kemudian kendaraan itu hilang darinya, padahal di atas kendaraan itu terdapat makanan dan minumannya. Ia sedih kehilangan hal itu, lalu ia menuju pohon dan tidur dibawah naungannya dalam keadaan bersedih terhadap kendaraannya. Saat ia dalam keadaan seperti itu, tiba-tiba kendaraannya muncul didekatnya, lalu ia mengambil tali kendalinya. Kemudian ia berkata, karena sangat bergembira,”Ya Allah Engkau adalah hambaku dan aku adalah Tuhanmu”. Ia salah ucap karena sangat bergembira." (Bukhari-Muslim)
5. Jika dosa berulang, maka Ulangilah bertaubat
Ali bin Abi thalib radhiyallahu ‘anhu berkata,”Sebaik-baik kalian adalah setiap orang yang diuji (dengan dosa) lagi bertaubat.” Ditanyakan,”Jika ia mengulangi lagi?” Ia menjawab.”Ia beristighfar kepada Allah dan bertaubat.” Ditanyakan,”Jika ia kembali berbuat dosa?” Ia menjawab,”Ia beristighfar kepada Allah dan bertaubat,” Ditanyakan ,”Sampai kapan?” Dia menjawab,”Sampai setan berputus asa.”
6. Jauhi faktor-faktor penyebab kemaksiatan
Orang yang bertaubat harus menjauhi situasi dan kondisi yang biasa ia temui pada saat melakukan kemaksiatan serta menjauhi darinya secara keseluruhan dan sibuk dengan selainnya.
7. Senantiasa beristighfar
Saat-saat beristighfar:
a. Ketika melakukan dosa
b. Setelah melakukan ketaatan
c. Dalam dzikir-dzikir rutin harian
d. Senantiasa beristighfar setiap saat
Rasulullah beristighfar kepada Allah dalam sehari lebih dari 70 kali (dalam riwayat lain 100 kali)
8. Apakah anda berjanji kepada Allah untuk meninggalkan kemaksiatan?
Tidak ada bedanya antara orang yang berjanji kepada Allah (berupa nadzar atas tebusan dosa yang dilakukannya) dengan orang yang tidak melakukannya. Karena yang menyebabkan dirinya terjerumus ke dalam kemaksiatan tidak lain hanyalah karena panggilan syahwat (hawa nafsu) lebih mendominasi daripada panggilan iman. Janji tersebut tidak dapat melakukan apa-apa dan tidak berguna.
9. Melakukan kebajikan setelah keburukan
Rasulullah shallahu ‘alaihi wasallam bersabda,”Bertakwalah kepada Allah dimana saja kamu berada, dan iringilah keburukan dengan kebaijkan maka kebajikan itu akan menghapus keburukan tersebut, serta perlakukanlah manusia dengan akhlak yang baik." (Ahmad dan Tirmidzi)
10. Merealisasikan Tauhid
Rasulullah besabda,”Allah ‘Azza wa jalla berfirman.”Barangsiapa yang melakukan kebajikan maka ia mendapatkan pahala sepuluh kebajikan dan Aku tambah dan barangsiapa yang melakukan keburukan, maka balasannya satu keburukan yang sama, atau diampuni dosanya. Barangsiapa yang mendekat kepada-Ku sejengkal, maka Aku mendekat kepadanya sehasta dan barangsiapa yang mendekat kepada-Ku sehasta, maka Aku mendekat kepadanya sedepa, barangsiapa yang datang kepada-Ku dengan berjalan, maka Aku datang kepadanya dengan berlari. Barangsiapa yang menemui-Ku dengan dosa sepenuh bumi tanpa menyekutukan Aku dengan sesuatu apapun, maka Aku menemuinya dengan maghfirah (ampunan) yang sama.” (Muslim-Ahmad)
11. Jangan berpisah dengan orang-orang yang baik
a. Persahabatan dengan orang-orang baik adalah amal shalih.
b. Mencintai orang-orang shalih menyebabkan seseorang bersama mereka, walaupun ia tidak mencapai kedudukan mereka dalam amal.
c. Manusia itu ada 3 golongan:
1. Golongan yang membawa dirinya dengan kendali takwa dan mencegahnya dari kemaksiatan. Inilah golongan terbaik.
2. Golongan yang melakukan kemaksiatan dalam keadaan takut dan menyesal. Ia merasa dirinya berada dalam bahaya yang besar, dan ia berharap suatu hai dapat berpisah dari kemaksiatan tersebut.
3. Golongan yang mencari kemaksiatan, bergembira dengannya dan menyesal karena kehilangan hal itu.
d. Penyesalan dan penderitaan karena melakukan kemaksiatan hanya dapat dipetik dari persahabatan yang baik.
e. Tidak ada alas an untuk berpisah dengan orang-orang yang baik.
12. Jangan tinggalkan Da’wah
Said bin Jubair berkata,”Sekiranya seseorang tidak boleh menyuruh kebajikan dan mencegah kemungkaran sehingga tidak ada dalam dirinya sesuatu (kesalahan) pun, maka tidak ada seorang pun yang menyeru kepada kebajikan dan mencegah dari kemungkaran." Imam Malik berkomentar, " Ia benar. Siapakah yang pada dirinya tidak ada sesuatupun (kesalahan)."
13. Jangan cela orang lain karena perbuatan dosanya
Rasulullah menceritakan kepada para sahabat bahwasanya seseorang berkata,"Demi Allah, Allah tidak akan mengampuni si fulan." Allah berfirman,"Siapakah yang bersumpah atas nama-Ku bahwa Aku tidak mengampuni si fulan? Sesungguhnya Aku telah mengampuni dosanya dan Aku telah menghapus amalmu." (Muslim)
Diringkas dari kitab Sabiilun Najah min Syu'mil Ma'shiyyah (13 Penawar Racun Kemaksiatan) karya Muhammad bin Abdullah Ad-Duwaisy
3 Muharram 1430 H
31 Desember 2008 Msumber gambar : http://heripagaralam.files.wordpress.com/2010/04/katakan-tidak-kpd-maksiat.jpg
cara menghindari maksiat
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Terimakasih sudah mau membaca surat ini. Saya mau bertanya kepada Syaikh. Bagaimana caranya biar kita selalu terhindar dari maksiat. Kemudian saya pingin tahu apa pengertian dari wushul ? Dan bagaimana caranya untuk bisa wushul ? Saat ini saya sudah masuk thoriqoh Alawiyyah.
Atas segala perhatian dan jawabannya saya sampaikan terimakasih.
Wasalamu’alaikum Wr. Wb
M. Sayaukron - [email protected]
Jawab:
Anda bisa terhindar dari maksiat manakala mendapatkan pertolongan Allah swt, jika tidak, dengan usaha dan mengandalkan diri sendiri anda tidak akan pernah keluar dari kemelut maksiat. Karena itu anda harus berdoa agar dikeluarkan dari lembah maksiat, sebab, hanya inyahanya Allah swt yang bisa mendukung seluruh keinginan anda.
Selebihnya anda pun harus ingat ketika anda maksiat, berarti Asma Allah Al-Mudzillu (Yang Maha Menghina) dan Sayaadidul ‘Iqob (Yang Maha Menyiksa) sedang tampil di hadapan anda.
Apabila Allah swt hendak menghina hambaNya maka pintu-pintu hawa nafsu hamba itu dibuka, dan pintu-pintu taatnya ditutup. Anda mau begitu?
Wushul anda adalah kesinambungan anda untuk mengenal Allah. Sehingga begitu anda wushul kepadaNya, jiwa anda tidak berpaling sama sekali dariNya, maka segalanya dariNya, bersamaNya, hanya bagiNya, dan menuju padaNya.
Wushul bukan berarti sambung antara dzat diri anda dengan DzatNya. Itu mustahil!
Anda pun bisa wushul karena kekuatan dariNya, bukan karena kekuatan darimu. Selama anda merasa mampu wushul, justru selama itu pula anda tidak pernah wushul.
Terimakasih sudah mau membaca surat ini. Saya mau bertanya kepada Syaikh. Bagaimana caranya biar kita selalu terhindar dari maksiat. Kemudian saya pingin tahu apa pengertian dari wushul ? Dan bagaimana caranya untuk bisa wushul ? Saat ini saya sudah masuk thoriqoh Alawiyyah.
Atas segala perhatian dan jawabannya saya sampaikan terimakasih.
Wasalamu’alaikum Wr. Wb
M. Sayaukron - [email protected]
Jawab:
Anda bisa terhindar dari maksiat manakala mendapatkan pertolongan Allah swt, jika tidak, dengan usaha dan mengandalkan diri sendiri anda tidak akan pernah keluar dari kemelut maksiat. Karena itu anda harus berdoa agar dikeluarkan dari lembah maksiat, sebab, hanya inyahanya Allah swt yang bisa mendukung seluruh keinginan anda.
Selebihnya anda pun harus ingat ketika anda maksiat, berarti Asma Allah Al-Mudzillu (Yang Maha Menghina) dan Sayaadidul ‘Iqob (Yang Maha Menyiksa) sedang tampil di hadapan anda.
Apabila Allah swt hendak menghina hambaNya maka pintu-pintu hawa nafsu hamba itu dibuka, dan pintu-pintu taatnya ditutup. Anda mau begitu?
Wushul anda adalah kesinambungan anda untuk mengenal Allah. Sehingga begitu anda wushul kepadaNya, jiwa anda tidak berpaling sama sekali dariNya, maka segalanya dariNya, bersamaNya, hanya bagiNya, dan menuju padaNya.
Wushul bukan berarti sambung antara dzat diri anda dengan DzatNya. Itu mustahil!
Anda pun bisa wushul karena kekuatan dariNya, bukan karena kekuatan darimu. Selama anda merasa mampu wushul, justru selama itu pula anda tidak pernah wushul.
cerita tentang menghindari maksiat
Apabila sebut perkatan maksiat , seringkali kita kaitkan maksiat dengan akhlak dan moral . Sebenarnya maksiat mempunyai pengertian lebih luas daripada itu . Maksiat adalah merupakan segala perbuatan yang boleh dikaitkan dengan perbuatan salah , dosa , melawan , cuai , menentang atau derhaka kepada Allah swt .Maksiat yang dilakukan akan mendapatkan kemurkaan Allah swt dan mendapat balasan yang setimpal dengan perbuatan itu , samada di dunia mahupun di akhirat nanti.
Ada cerita menarik yang saya akan kongsikan dengan pengunjung blog saya , iaitu kisah dialog yang berlaku seorang lelaki yang soleh yang bernama Ibrahim Adham dengan seorang lelaki yang lain . Kisah ini mengajar kita supaya menjauhi perbuatan maksiat . Terdapat 5 tips yang diajar oleh Ibrahim Bin Adham bagaimana cara menjauhi maksiat melalui kisah ini:
PADA suatu ketika, ada seorang lelaki datang menghadap Ibrahim bin Adham, seraya berkata: “Wahai Abu Ishaq! (panggilan Ibrahim bin Adham), aku ialah orang yang lupa diri. Oleh itu, berilah aku sesuatu yang dapat mencegah serta menyelamatkan hatiku daripada kecuaian!”
Ibrahim menjawab: “Jika kamu mahu menerima lima hal serta mampu melaksanakannya, nescaya kemaksiatan tidak akan mampu menyerang dirimu dan kamu tidak mudah untuk dihancurkan oleh kelazatan duniawi.”
Lelaki itu berkata: “Tolong sampaikan hal itu kepadaku, wahai Abu Ishaq." Ibrahim kemudian berkata: “Pertama apabila kamu hendak melakukan penderhakaan kepada Allah Yang Maha Tinggi dan Maha Mulia, janganlah kamu memakan rezekinya."
Pemuda itu kemudian bertanya lagi: “Lalu dari mana aku makan, bukankah semua yang ada di bumi ini adalah rezeki pemberian-Nya.” Ibrahim menjelaskan: “Begini, wajarkah kamu memakan rezeki-Nya, sedangkan kamu masih selalu menderhaka kepada-Nya?"
Lelaki itu berkata: “Sekarang tolong beritahukan yang (hal) kedua." Ibrahim berkata: “Apabila kamu hendak berlaku derhaka kepada-Nya, jangan sampai kamu menginjak bumi-Nya.” Ujar lelaki itu: “Perkara ini mungkin lebih berat daripada perkara pertama. Segala sesuatu yang ada, bermula dari belahan timur sampai barat adalah sesuatu milik-Nya, lalu di mana aku akan tinggal?"
Ibrahim berkata: “Begini, wajarkah engkau memakan rezeki-Nya dan tinggal di wilayah-Nya, sedang kamu masih menderhakaiNya?" Lantas lelaki itu menjawab: “Tidak, sekarang tolong sebutnya yang ketiga!"
Ibrahim berkata lagi: “Jika kamu hendak melakukan sesuatu kemaksiatan, sedangkan kamu masih berada dalam rezeki dan wilayah-Nya, sekarang cuba carilah suatu tempat yang mustahil diketahui oleh-Nya, kemudian di tempat itu kamu dapat bebas berbuat maksiat." Lelaki itu semakin bingung dan kemudian berkata: “Wahai Ibrahim! Bagaimana hal ini dapatku lakukan. Dia selalu mengetahui apa saja yang dirahsiakan?"
Ibrahim meneruskan hujahnya: “Wajarkah kamu memakan rezeki-Nya dan berada di wilayah-Nya, sedangkan kamu masih derhaka kepada-Nya dan Dia selalu mengawasi segala gerak-gerimu?"Pemuda itu segera menjawab: “Tidak, sekarang cuba sebutkan yang keempat!"
Ibrahim berkata: “Apabila malaikat pencabut nyawa datang hendak mengambil nyawamu, cuba mintalah kepadanya agar diberi tempoh hingga dapat bertaubat dengan taubat yang sesungguhnya serta beramal soleh kerana Allah." Jawab lelaki itu: “Mustahil dia mahu menerima permohonan itu.”
Tanya Ibrahim: “Kamu tidak mungkin mampu menolak kematian hingga kamu dapat bertaubat dan di sini kamu dapat mengetahui bahawa malaikat pencabut nyawa mustahil memberi tempoh kepadamu, lalu bagaimana mungkin kamu akan mendapatkan sebuah jalan untuk menyelamatkan diri?" Lelaki itu seterusnya berkata : “Sekarang cuba tolong sebutkan yang kelima."
Ada cerita menarik yang saya akan kongsikan dengan pengunjung blog saya , iaitu kisah dialog yang berlaku seorang lelaki yang soleh yang bernama Ibrahim Adham dengan seorang lelaki yang lain . Kisah ini mengajar kita supaya menjauhi perbuatan maksiat . Terdapat 5 tips yang diajar oleh Ibrahim Bin Adham bagaimana cara menjauhi maksiat melalui kisah ini:
PADA suatu ketika, ada seorang lelaki datang menghadap Ibrahim bin Adham, seraya berkata: “Wahai Abu Ishaq! (panggilan Ibrahim bin Adham), aku ialah orang yang lupa diri. Oleh itu, berilah aku sesuatu yang dapat mencegah serta menyelamatkan hatiku daripada kecuaian!”
Ibrahim menjawab: “Jika kamu mahu menerima lima hal serta mampu melaksanakannya, nescaya kemaksiatan tidak akan mampu menyerang dirimu dan kamu tidak mudah untuk dihancurkan oleh kelazatan duniawi.”
Lelaki itu berkata: “Tolong sampaikan hal itu kepadaku, wahai Abu Ishaq." Ibrahim kemudian berkata: “Pertama apabila kamu hendak melakukan penderhakaan kepada Allah Yang Maha Tinggi dan Maha Mulia, janganlah kamu memakan rezekinya."
Pemuda itu kemudian bertanya lagi: “Lalu dari mana aku makan, bukankah semua yang ada di bumi ini adalah rezeki pemberian-Nya.” Ibrahim menjelaskan: “Begini, wajarkah kamu memakan rezeki-Nya, sedangkan kamu masih selalu menderhaka kepada-Nya?"
Lelaki itu berkata: “Sekarang tolong beritahukan yang (hal) kedua." Ibrahim berkata: “Apabila kamu hendak berlaku derhaka kepada-Nya, jangan sampai kamu menginjak bumi-Nya.” Ujar lelaki itu: “Perkara ini mungkin lebih berat daripada perkara pertama. Segala sesuatu yang ada, bermula dari belahan timur sampai barat adalah sesuatu milik-Nya, lalu di mana aku akan tinggal?"
Ibrahim berkata: “Begini, wajarkah engkau memakan rezeki-Nya dan tinggal di wilayah-Nya, sedang kamu masih menderhakaiNya?" Lantas lelaki itu menjawab: “Tidak, sekarang tolong sebutnya yang ketiga!"
Ibrahim berkata lagi: “Jika kamu hendak melakukan sesuatu kemaksiatan, sedangkan kamu masih berada dalam rezeki dan wilayah-Nya, sekarang cuba carilah suatu tempat yang mustahil diketahui oleh-Nya, kemudian di tempat itu kamu dapat bebas berbuat maksiat." Lelaki itu semakin bingung dan kemudian berkata: “Wahai Ibrahim! Bagaimana hal ini dapatku lakukan. Dia selalu mengetahui apa saja yang dirahsiakan?"
Ibrahim meneruskan hujahnya: “Wajarkah kamu memakan rezeki-Nya dan berada di wilayah-Nya, sedangkan kamu masih derhaka kepada-Nya dan Dia selalu mengawasi segala gerak-gerimu?"Pemuda itu segera menjawab: “Tidak, sekarang cuba sebutkan yang keempat!"
Ibrahim berkata: “Apabila malaikat pencabut nyawa datang hendak mengambil nyawamu, cuba mintalah kepadanya agar diberi tempoh hingga dapat bertaubat dengan taubat yang sesungguhnya serta beramal soleh kerana Allah." Jawab lelaki itu: “Mustahil dia mahu menerima permohonan itu.”
Tanya Ibrahim: “Kamu tidak mungkin mampu menolak kematian hingga kamu dapat bertaubat dan di sini kamu dapat mengetahui bahawa malaikat pencabut nyawa mustahil memberi tempoh kepadamu, lalu bagaimana mungkin kamu akan mendapatkan sebuah jalan untuk menyelamatkan diri?" Lelaki itu seterusnya berkata : “Sekarang cuba tolong sebutkan yang kelima."